Harian Mansaga – Amellia Dewi Nilam Cahya. Siswi yang kini duduk di bangku kelas XII ini bukan hanya berprestasi di bidang akademik, melainkan juga menonjol sebagai figur yang inspiratif. Sejak bersekolah di tingkat MTs, Amel—panggilan akrabnya—telah menunjukkan kecintaan pada organisasi kepramukaan. Dedikasi ini terus berlanjut hingga kini, di mana ia masih aktif menjadi anggota Pramuka di Madrasah Aliyah Negeri 1 Trenggalek. Ketekunan dan semangat juang yang ia miliki seakan menjadi bekal utama dalam mewujudkan cita-citanya menjadi seorang Polisi Wanita (Polwan), sebuah profesi yang menuntut kedisiplinan dan pengabdian tinggi.

Keinginan Amel untuk bergabung dengan Paskibraka telah tumbuh sejak ia masih duduk dibangku kelas X. Singkat cerita disaat ada informasi pendaftaran dan seleksi Paskibraka Kabupaten Trenggalek dibuka, tanpa ragu ia meminta izin kepada orang tua dan langsung mempersiapkan diri. Proses seleksi yang sangat ketat saat itu menjadi tantangan awal, di mana Amel harus bersaing dengan lebih dari 400 siswa dari seluruh penjuru Trenggalek, dengan hanya 74 orang yang akan lolos seleksi. Meski sempat merasa pesimis, Amel tak menyerah. Ia mengerahkan seluruh kemampuan terbaiknya dan akhirnya berhasil menjadi salah satu dari 74 siswa yang terpilih, sebuah langkah awal yang membuktikan bahwa kerja keras tak akan pernah mengkhianati hasil.
Kisah Amel berlanjut di masa karantina. Ia menunjukkan jiwa kepemimpinan yang luar biasa. Pada hari pertama karantina, saat pemilihan ketua koordinasi Paskibraka atau biasa disebut ( Lurah ), Amel dengan percaya diri mengajukan diri. tapi Ia harus bersaing dengan delapan kandidat lain, namun berkat integritas dan karismanya, akhirnya terpilihlah menjadi “Bu Lurah” atau ketua koordinasi Paskibraka putri. Amanah ini menjadi bukti nyata bahwa keberanian dan kemampuan Amel diakui oleh rekan-rekannya. Puncaknya, pada saat latihan, Amel tidak menargetkan diri untuk menjadi bagian dari pasukan inti, namun pelatih melihat potensi besar pada dirinya. Akhirnya, ia kembali mendapat kehormatan untuk menjadi pembawa baki penurunan bendera. Sebuah peran yang sangat terhormat, di mana ia memikul tanggung jawab besar untuk memastikan Sang Saka Merah Putih kembali dengan selamat.
Setelah masa karantina selesai, Amel kembali dipercaya untuk mengemban tanggung jawab besar. Ia ditunjuk kembali menjadi koordinator Purna Paskibraka angkatan 2024. Dedikasi ini tak berhenti sampai di situ. Pada puncak acara pengukuhan Paskibraka 2025, Amel diberi amanah sebagai pembawa baki sabuk pandu ibu, sebagai wakil seluruh Paskibraka, yang disematkan langsung oleh Bupati Trenggalek. Menurutnya, tantangan terbesar bukanlah sekadar latihan fisik, melainkan kesabaran dan tanggung jawab. Kisah Amel adalah cerminan dari seorang pribadi yang tak kenal lelah, selalu berusaha memberikan yang terbaik, dan menjadi inspirasi bagi seluruh siswa Madrasah Aliyah Negeri 1 Trenggalek bahwa mimpi dapat diraih dengan ketekunan, integritas, dan pengabdian.